Kita tentunya tidak pernah berharap mengalami suatu bencana, namun kita pun tidak pernah tahu kapan kita akan mengalami suatu bencana atau peristiwa ekstrim yang mendadak dapat merubah kehidupan kita.
Merujuk undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, yang dimaksud bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana-bencana yang sering terjadi di Indonesia diantaranya bencana banjir, tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, kekeringan, kerusuhan massal, kebakaran, dan sebagainya. Akibat yang mungkin muncul dari bencana ini adalah kehidupan yang menjadi terisolasi, kekurangan sandang dan pangan, kehilangan tempat tinggal, menurunnya tingkat kesehatan dan munculnya berbagai penyakit.
Perubahan drastis dari kondisi normal ke kondisi tak normal, tentunya tak setiap orang siap menghadapinya. Inilah yang sering terjadi saat terjadinya bencana di Indonesia. Masyarakat yang mengalami bencana cenderung hanya berharap adanya bantuan dari luar. Mereka tidak terlatih untuk menghadapi kehidupan serba kekurangan.
Tulisan ini berupaya mengingatkan tentang pentingnya kemampuan bertahan hidup dalam kondisi seminimum mungkin. Dalam hal ini kemampuan mempertahankan diri dari keadaan yang darurat, buruk dan kritis. Kemampuan survival untuk keadaan dimana diperlukan perjuangan untuk bertahan hidup. sambil menunggu pertolongan dan bantuan dari pihak lain tiba.
Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu. Keterampilan survival (Survival Skills) selama ini selalu dikaitkan dengan kegiatan Outdoors, seperti pencinta alam, mountenering, dan militer. Padahal keterampilan survival dapat diterapkan pada setiap kondisi darurat. Pengetahuan dasar survival dapat dipelajari oleh semua orang.
Manfaat pengetahuan survival bagi masyarakat yang berada di daerah rawan bencana, tentunya akan meningkatkan kemampuan bertahan hidup saat munculnya bencana. Sehingga mampu meningkatkan harapan hidup para korban bencana sampai bantuan dari luar datang. Sebagai contoh, seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20-30 hari tanpa makan, tapi orang tersebut hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air, bila memiliki pengetahuan survival tentunya dia mampu bertahan lebih lama lagi.
Pengetahuan dasar survival yang harus dimilki oleh setiap orang meliputi kemampuan :
- Percaya diri,
- Kesiapsiagaan (Preparedness),
- Sikap mental : Kesiapan mental (Mental Preparedness), semangat untuk tetap hidup, kepercayaan diri, akal sehat, disiplin dan rencana matang serta kemampuan belajar dari pengalaman.
- Pengetahuan bertahan hidup : cara membuat tempat berlindung (Shelter), cara memperoleh air, cara mendapatkan makanan, cara membuat api, pengetahuan orientasi medan, cara mengatasi gangguan binatang, cara mencari pertolongan.
- Pengetahuan dasar kesehatan : Petolongan Pertama Pada Kecelakaan (First Aid), pengenalan tanaman obat, pengenalan dasar anatomi tubuh manusia.
- Kesiapan fisik : Latihan melakukan perjalanan jauh (Hiking), berenang, dll.
- Keterampilan dasar survival : latihan mengidentifikasikan tanaman, latihan membuat trap (jebakan), latihan membuat senjata darurat, latihan pemadaman api, mengenal dan menghindari bahaya, dll.
- Pengetahuan peralatan standard survival : kotak survival (Survival kits), pisau jungle, kotakl P3K, alat komunikasi, manual survival (Survival manuals), dll.
Sebaiknya masyarakat telah mempersiapkan dirinya dengan peralatan dasar survival (Survival Kits) yang sudah dikemas dalam tas khusus dan selalu siap untuk dibawa. Untuk masing-masing daerah rawan bencana mungkin dapat berbeda.
Perlengkapan dasar survival menghadapi bencana alam dapat mencakup item yang direkomendasikan sebagai berikut :
- Air, 1 (satu) galon air per orang, per hari selama kurang lebih 3 (tiga) hari, untuk minum dan sanitasi,
- Makanan tahan lama, setidaknya untuk pasokan 3 (Tga) hari,
- Radio bertenaga baterai ataupun radio engkol, dengan baterai cadangan,
- senter dan baterai cadangan,
- Perlengkapan P3K (first aid kit),
- Peluit dan cermin untuk sinyal,
- Masker untuk filter udara yang terkontiminasi,
- Plastik terpal untuk tempat berlindung,
- Selimut, handuk kering, kantong sampah dan kantong plastik untuk sanitasi pribadi.
- Pakaian cadangan yang praktis,
- alat-alat pemotong : gunting, pisau lipat, gergaji lipat, kampak,
- Tali-temali,
- Korek api tahan air, dengan cadangan bahan bakar,
- Peta lokal dan peralatan navigasi (kompas, Penggaris, dll),
- Alat tulis dan buku kecil.
Baca Juga :
Benda-benda yang Berguna selama Pendakian
Fungsi Pertolongan Pertama dengan Kotak P3K
Pentingnya Pengertian tentang peralatan dan pengananP3k